Tugas Bahasa Indonesia
Kelas
: X UPW 1
Nama
kelompok :
v Depi Irawati
v Dessy permata sari
v Gethia ferlyanda crafar
v Rafiqah
v Suthan Raffi katri
v Yue awatef
5/8/2014
*
“Fenomena Bahasa”
Penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar sudah mulai luntur saat ini. Seperti
fenomena yang terjadi di sekolah. Banyak murid yang suka berbicara dengan
bahasa yang tidak sewajarnya. Seperti contoh, banyak sekali terdengar
pengucapan hewan yang mereka katakan pada saat berbicara dan bahasa sinetron
yang tidak baku.
Pertama,
hal itu terjadi karena lingkungan mereka yang kurang baik, dan juga factor
pergaulan. Banyak dari mereka yang berfikir jika mereka menggunakan bahasa
seperti itu maka mereka akan terlihat disegani, dan dianggap berani. Padahal
itu justru membuat orang tidak menyukai mereka. Tetapi mereka tidak
menyadarinya dan semakin bertingkah yang tidak baik.
Kedua,
banyaknya murid yang membuat kelompok-kelompok tertentu yang
bertingkah laku dan berbahasa tidak baik. Sangat disayangkan banyaknya murid
lain yang mengikuti kelompok tersebut, baik bahasa maupun tingkah lakunya.
Mengapa? Kembali ke pendapat awal karena mereka merasa lebih dipandang dan
dianggap lebih berani. Selain itu, factor lainnya adalah mereka ingin menjadi
terkenal.
Terakhir,
banyaknya siswi-siswi suka meniru bahasa sinetron di sekolah.
Karena merasa tidak ketinggalan zaman jika mampu meniru bahasa tersebut.
Padahal itu berdampak sangat tidak baik. Tetapi mereka justru lebih nyaman
menggunakan bahasa tersebut.
Oleh
sebab itu, fenomena yang terjadi di sekolah sangat disayangkan. Seharusnya
sebagai pelajar yang baik murid sekolah Batam menggunakan bahasa yang
sewajarnya. Bahasa yang lebih sopan dan santun. Maka, pelajar sekolah Batam
harus menghilangkan bahasa kotor dan sinetron yang kurang baik. Agar
menciptakan suasana pergaulan bahasa yang baik.
“Fenomena Budaya”
Di
SMKN 2 Batam banyak memiliki budaya yang tidak dimiliki sekolah lainnya.
Misalnya seperti budaya apel sebelum masuk dan pulang. Penekanan atau
pendisiplinan pada budaya yang ada di SMKN 2 Batam ini adalah contoh kecil
budaya yang ada di SMKN 2 ini. Tidak semua sekolah di Batam memiliki budaya
ini. Sebenarnya budaya ini adalah menerapkan jiwa disiplin kepada muridnya.
Pertama,
budaya yang diterapkan di SMKN 2 Batam ini sangatlah baik, tetapi tidak semua
murid menerima budaya ini. Menurut sebagian siswa budaya apel tidaklah begitu
penting karena hanya membuang-buang waktu dan membuat murid merasa lelah pada
saat pagi hari. Padahal apabila diteliti apel membawa manfaat. Menjadikan siswa
lebih sehat karena terkena sinar matahari, apel merupakan sarana penyampaian
informasi, dan menjadikan siswa lebih disiplin agar datang tepat waktu.
Kedua,
banyaknya murid yang kurang menyadari akan pentingnya budaya apel membuat
mereka lebih sering melanggar aturan seperti cabut pada saat apel. Mereka lebih
memilih membawa satu karung tanah hitam dibandingkan harus berpanas-panasan
apel sehingga membuat mereka pulang cukup lama.
Anekdot
Di
dalam sebuah kelas, sedang mengadakan presentasi mengenai penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
“Jadi teman-teman, kita harus
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar yang tentunya kita harus
meninggalkan bahasa-bahasa yang alay maksimal” Jelas Rika yang sedang melakukan
presetasi bersama kelompoknya.
“Oke fix! Doni setuju!” Seru salah
satu murid tiba-tiba, bernama Doni
“Iuuuhh…OMG hello!! Kalian ini alay
keles maksimal” Cibir Rani.
“Well to the well well well, kalian
gak sadar kalo kalian alay?” Ujar Rika
“Hellooo… Pinky swear kitty swear
banana cherry strawberry swear… kalian gak sadar? Kalian itu juga alay, sadar
dong! Ini juga, presentasi pakai ngomong ’bingits-bingits’!” ujar Riska
Pak Wendi mulai kesal dengan
perilaku murid-muridnya. Kepala beliau mulai terasa sakit mendengar percakapan
muridnya yang sangat jauh dari kriteria bahasa Indonesia yang baik dan benar.
“Hey.hey!! Hentikan pembicaraan
kalian itu! Bahasa aneh macam apa yang kalian gunakan? Saya pusing mendengarkan
kalian” Tegur Pak Wendi dengan nada yang mulai meninggi ” Rika, lanjutkan
presentasi kamu!” perintahnya kemudian.
Seluruh siswa terdiam seketika dan
Rika mulai melanjutkan presentasinya. Tak terasa bel yang menunjukan
berakhirnya jam pelajaran Pak Wendi bordering.
“Baiklah anak-anak, kita lanjutkan
pembelajaran kita pada pertemuan selanjutnya. Saya tidak mau lagi ada yang
menggunakan bahasa-bahasa aneh seperti tadi.
Sakit telinga saya mendengarnya!” Ucap Pak Wendi sambil merapikan
barang-barangnya. “Fix Wendi kesel! bye maksimal!!” Ucap beliau kemudian
sebelum meninggalkan pintu. Meninggalkan para siswanya yang melongo seketika
dalam kelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar