Laman

Senin, 07 November 2016

Fenomena Bahasa, Budaya, dan Contoh Anekdot

Tugas Bahasa Indonesia
Kelas : X UPW 1



Nama kelompok :
v Depi Irawati
v Dessy permata sari
v Gethia ferlyanda crafar
v Rafiqah
v Suthan Raffi katri
v Yue awatef
                                     

5/8/2014
*





“Fenomena Bahasa”

            Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sudah mulai luntur saat ini. Seperti fenomena yang terjadi di sekolah. Banyak murid yang suka berbicara dengan bahasa yang tidak sewajarnya. Seperti contoh, banyak sekali terdengar pengucapan hewan yang mereka katakan pada saat berbicara dan bahasa sinetron yang tidak baku.
            Pertama, hal itu terjadi karena lingkungan mereka yang kurang baik, dan juga factor pergaulan. Banyak dari mereka yang berfikir jika mereka menggunakan bahasa seperti itu maka mereka akan terlihat disegani, dan dianggap berani. Padahal itu justru membuat orang tidak menyukai mereka. Tetapi mereka tidak menyadarinya dan semakin bertingkah yang tidak baik.
            Kedua, banyaknya murid  yang membuat kelompok-kelompok tertentu yang bertingkah laku dan berbahasa tidak baik. Sangat disayangkan banyaknya murid lain yang mengikuti kelompok tersebut, baik bahasa maupun tingkah lakunya. Mengapa? Kembali ke pendapat awal karena mereka merasa lebih dipandang dan dianggap lebih berani. Selain itu, factor lainnya adalah mereka ingin menjadi terkenal.
            Terakhir, banyaknya siswi-siswi  suka meniru bahasa sinetron di sekolah. Karena merasa tidak ketinggalan zaman jika mampu meniru bahasa tersebut. Padahal itu berdampak sangat tidak baik. Tetapi mereka justru lebih nyaman menggunakan bahasa tersebut.
            Oleh sebab itu, fenomena yang terjadi di sekolah  sangat disayangkan. Seharusnya sebagai pelajar yang baik murid sekolah Batam menggunakan bahasa yang sewajarnya. Bahasa yang lebih sopan dan santun. Maka, pelajar sekolah Batam harus menghilangkan bahasa kotor dan sinetron yang kurang baik. Agar menciptakan suasana pergaulan bahasa yang baik.








“Fenomena Budaya”

            Di SMKN 2 Batam banyak memiliki budaya yang tidak dimiliki sekolah lainnya. Misalnya seperti budaya apel sebelum masuk dan pulang. Penekanan atau pendisiplinan pada budaya yang ada di SMKN 2 Batam ini adalah contoh kecil budaya yang ada di SMKN 2 ini. Tidak semua sekolah di Batam memiliki budaya ini. Sebenarnya budaya ini adalah menerapkan jiwa disiplin kepada muridnya.
            Pertama, budaya yang diterapkan di SMKN 2 Batam ini sangatlah baik, tetapi tidak semua murid menerima budaya ini. Menurut sebagian siswa budaya apel tidaklah begitu penting karena hanya membuang-buang waktu dan membuat murid merasa lelah pada saat pagi hari. Padahal apabila diteliti apel membawa manfaat. Menjadikan siswa lebih sehat karena terkena sinar matahari, apel merupakan sarana penyampaian informasi, dan menjadikan siswa lebih disiplin agar datang tepat waktu.
            Kedua, banyaknya murid yang kurang menyadari akan pentingnya budaya apel membuat mereka lebih sering melanggar aturan seperti cabut pada saat apel. Mereka lebih memilih membawa satu karung tanah hitam dibandingkan harus berpanas-panasan apel sehingga membuat mereka pulang cukup lama.



Anekdot
            Di dalam sebuah kelas, sedang mengadakan presentasi mengenai penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
            “Jadi teman-teman, kita harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar yang tentunya kita harus meninggalkan bahasa-bahasa yang alay maksimal” Jelas Rika yang sedang melakukan presetasi bersama kelompoknya.
            “Oke fix! Doni setuju!” Seru salah satu murid tiba-tiba, bernama Doni
            “Iuuuhh…OMG hello!! Kalian ini alay keles maksimal” Cibir Rani.
            “Well to the well well well, kalian gak sadar kalo kalian alay?” Ujar Rika
            “Hellooo… Pinky swear kitty swear banana cherry strawberry swear… kalian gak sadar? Kalian itu juga alay, sadar dong! Ini juga, presentasi pakai ngomong ’bingits-bingits’!” ujar Riska
            Pak Wendi mulai kesal dengan perilaku murid-muridnya. Kepala beliau mulai terasa sakit mendengar percakapan muridnya yang sangat jauh dari kriteria bahasa Indonesia yang baik dan benar.
            “Hey.hey!! Hentikan pembicaraan kalian itu! Bahasa aneh macam apa yang kalian gunakan? Saya pusing mendengarkan kalian” Tegur Pak Wendi dengan nada yang mulai meninggi ” Rika, lanjutkan presentasi kamu!” perintahnya kemudian.
            Seluruh siswa terdiam seketika dan Rika mulai melanjutkan presentasinya. Tak terasa bel yang menunjukan berakhirnya jam pelajaran Pak Wendi bordering.


            “Baiklah anak-anak, kita lanjutkan pembelajaran kita pada pertemuan selanjutnya. Saya tidak mau lagi ada yang menggunakan bahasa-bahasa aneh seperti tadi.  Sakit telinga saya mendengarnya!” Ucap Pak Wendi sambil merapikan barang-barangnya. “Fix Wendi kesel! bye maksimal!!” Ucap beliau kemudian sebelum meninggalkan pintu. Meninggalkan para siswanya yang melongo seketika dalam kelas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar