Laman

Kamis, 22 Desember 2016

Hari Perempuan Internasional

Nama: Dessy Permata Sari
Kelas: XII UPW 1



Hari Perempuan Sedunia sesungguhnya merupakan kisah perempuan biasa membuat catatan sejarah sebuah perjuangan berabad-abad lamanya untuk dapat berpartisipasi dalam masyarakat, seperti juga kaum laki-laki. Setiap tanggal 8 Maret setiap tahunnya, seluruh perempuan di dunia memperingati Hari Perempuan Sedunia atau Women Day. Hari Perempuan Internasional (HPI) lahir karena adanya protes terhadap tindakan kekerasan. Sebelum memasuki tahun 1910 atau sekitar abad 20, kaum perempuan yang tinggal di daerah industri mulai memasuki kerja upahan. Pekerjaan mereka dipisahkan menurut jenis kelamin, dimana kaum perempuan ditempatkan di industri tekstil, manufaktur, dan layanan-layanan domestik. Kondisi pekerjaan tersebut sangat parah dan menyengsarakan. Saat itu adalah masa dimana para buruh tengah mengalami perkembangan dan disisi lain sengketa-sengketa industrial mulai meletus, termasuk sengketa yang muncul diantara seksi-seksi pekerja perempuan yang tidak bergabung dalam serikat. Eropa saat itu tengah berada dalam kemungkinan ke dalam api revolusi.


Banyak perubahan dalam kehidupan perempuan mendorong munculnya perlawanan terhadap batasan-batasan politik di sekitar mereka. Di seluruh penjuru Eropa, Inggris, Amerika, dan kurang lebih juga di Australia, kaum perempuan dari seluruh lapisan sosial berjuang dan berkampanye untuk menuntut hak pilih mereka dalam pemilihan umum. Dalam hal ini, beberapa sosialis atau disebut juga dengan orang yang memiliki paham kenegaraan dan ekonomi yang berusaha supaya harta benda, industri, dan perusahaan menjadi milik Negara memandang bahwa tuntutan terhadap hak pilih perempuan kurang begitu penting dalam gerakan kelas pekerja. Sementara beberapa sosialis lainnya seperti Clara Zetkin dari Jerman dan Alexandra Kollontai, berhasil memperjuangkannya untuk diterima sebagai bagian penting dan tak terpisahkan dari program sosialis. Sementara kaum sosialis lain menyatakan bahwa lebih penting untuk menghapus kepemilikan pribadi terlebih dahulu daripada berkampanye menuntut hak pilih juga untuk kaum perempuan dari klangan berpunya.

Terdapat satuan militer yang besar dalam gerakan pembebasan perbudakan Inggris. Terkait bagaimana gerakan dijalankan secara otokratis dari atas dan bagaimana sejumlah aktik-taktik radikal diadaptasi. Hal ini bahkan sampai menyebabkan perpecahan seperti kasus Sylvia Pankhurst yang berpisah jalan dengan ibu dan saudarinya. Ia menyatakan bahwa penekanan utama harusnya diarahkan pada menghubungkan organisasi dan melibatkan massa perempuan, sehingga dengan demikian juga berarti mengangkat kepentingan-kepentingan kaum perempuan dari kelas pekerja yang dimanfaatkan untuk kebutuhan mereka sendiri. Dia juga berpendapat bahwa gerakan emansipasi atau pembebasan perbudakan seharusnya menghubungkan diri dengan semua gerakan kaum tertindas.

Di Amerika Serikat (AS) pada tahun 1903, serikat buruh perempuan dan perempuan professional liberal yang berkampanye untuk hak pilih bagi perempuan mendirikan Liga Serikat Buruh Perempuan untuk membantu mengorganisir kaum perempuan yang berada di kerja upahan untuk memperjuangkan kepentingan politik dan kesejahteraan ekonomi mereka. Tahun-tahun tersebut merupakan masa-masa pahit bagi banyak kaum perempuan yang berada dalam kondisi kerja yang parah dan tinggal di pemukiman kumuh serta rentan terhadap kekerasan. Tahun 1908, pada Minggu terakhir di Februari, kaum perempuan sosialis di AS menyelenggarakan Hari Perempuan Nasional yang pertama dengan melancarkan demonstrasi besar untuk menuntut hak pilih bagi perempuan serta hak-hak ekonomi dan politiknya sekaligus. Tahun berikutnya sebanyak 2.000 orang turut menghadiri peringatan Hari Perempuan Nasional di Manhattan. Di tahun 1909, pekerja garmen perempuan melancarkan pemogokan missal. Dimana sebanyak 2.000 hingga 30.000 buruh perempuan mogok selama 13 minggu di suatu musim dingin demi menuntut upah yang lebih besar dan kondisi kerja yang lebih baik. Liga Serikat Buruh Perempuan menyediakan dana bantuan bagi para demonstran yang ditangkap polisi. Di tahun 1910 berikutnya Hari Perempuan mulai diselenggarakan oleh semua kaum perempuan sosialis dan feminis di seluruh Negara.

Beberapa bulan kemudian orang-orang yang ditunjuk dan diutus oleh suatu perkumpulan Negara di suatu perundingan musyawarah kemudian menghadiri penyelenggaraan Kongres Perempuan Sosialis di Kopenhagen. Dengan niat untuk mengajukan Hari Perempuan sebagai suatu hari peringatan internasional. Gagasan solidaritas Internasional antara kelas pekerja yang tereksploitasi di seluruh dunia sudah lama disepakati sebagai prinsip sosialis, meskipun seringkali tanpa disadari gagasan perempuan yang mengorganisir diri sebagai kaum perempuan saat itu lebih kontroversial bahkan dalam gerakan sosialis. Bagaimanapun Partai Sosialis Jerman berpengaruh besar pada gerakan sosialis internasional dan partai itu telah sering memperjuangkan dan melakukan pembelaan dalam hak-hak perempuan termasuk tokoh pemimpin seperti Clara Zetkin.

Pelaksanaan kongres ini sebenarnya terinspirasi oleh tindakan dari kaum pekerja perempuan AS dan juga dari saudari sosialis mereka yaitu Clara Zetkin, yang juga telah menawarkan proposal kerangka kerja untuk mengadakan konferensi perempuan sosialis dimana perempuan sedunia harus memfokuskan diri untuk memperjuangkan satu hari khusus untuk peringatan hari perempuan internasional demi menuntut hak-hak mereka. Sehingga berhasil dilaksanakanlah Konferensi yang dihadiri lebih dari 100 perempuan dari 17 negara yang mewakili Serikat-Serikat Buruh, Partai-Partai Sosialis,  Kelompok-Kelompok Perempuan Pekerja, dan termasuk tiga perempuan pertama yang terpilih dalam Parlemen Finlandia, yang mana semuanya menyambut sarann Zetkin dengan persetujuan bulat sehingga sebagai hasilnya dicapailah kesepakatan untuk Hari Perempuan Internasional.


Alexandra Kollontai di Kongres Perempuan Internasional
Konferensi tersebut juga menyorot ulang mengenai pentingnya hak pilih bagi kaum perempuan, hak pilih yang tidak didasarkan oleh hak milik serta menyerukan suatu emansipasi universal—hak pilih baik bagi kaum perempuan dan laki-laki dewasa. Satu-satunya suara penolakan muncul dari kelompok Inggris pimpinan Despard, yaitu kelompok Liga Kemerdekaan Perempuan yang juga aktif dalam gerakan emansipasi. Konferensi tersebut juga membahas mengenai manfaat-manfaat maternitas (keibuan) yang mana, meskipun ada intervensi dari Alexandra Kollontai atas nama ibu-ibu yang tidak menikah, hanya dimiliki oleh perempuan-perempuan yang menikah. Selain hal itu juga diambil keputusan bersama untuk menentang kerja malam karena mempengaruhi kesehatan sebagian besar kaum pekerja perempuan meskipun dalam hal ini kaum pekerja perempuan menyatakan bahwa kerja malam diperlukan untuk menopang nafkah dan hidup mereka.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar